Skip to main content
[Lifestyle] Jakarta menjadi rumah kedua buat saya, karena terlalu banyak memori indah di kota ini. Dari kecil saya tidak bisa lepas dari pelukan Ibukota Indonesia tercinta. Karena di kota ini saya telah mengukirkan banyak cerita seru dan menyenangkan sejak dulu.


Tahun 2008 saya pindah ke Jakarta mengikuti suami yang bertugas. Ini seperti mimpi lama saya untuk tinggal di Jakarta. Biarpun Jakarta selalu macet, serba mahal, panas, tapi saya suka tinggal di kota ini. Sebagai seorang perantau tentu yang ingin saya lakukan adalah bekerja, tapi ternyata mencari pekerjaan yang sesuai keinginan sangat sulit. Apalagi seperti saya yang lulusan kampus di daerah. Tapi biarpun begitu, saya tidak tidak boleh putus asa, untuk terus menggapai mimpi.

Jakarta
Satu bulan setelah tinggal di Jakarta saya mendapat panggilan di sebuah perusahaan asuransi dan ditempatkan di sebuah Bank di daerah Jakarta Barat. Perjalanan saya ke temat kerja terasa berat, hampir setiap hari pemandangan kemacetan saya rasakan. Saya tinggal di Jakarta Timur dan bekerja di Taman Palem Jakarta Barat. Hampir 2.5 jam saya di jalan. Maklumlah dulu saya belum mengenal KRL dan Ojek Online. Jadi berangkat bekerja menggunakan bus kota.

Terasa berat banget perjalanan menuju tempat kerja, apalagi kalau pas pulang kerja bisa berjam-jam di jalan, karena macetnya. Bahkan saya pernah punya pengalaman terjebak banjir, sempat mau nangis karena ga bisa pulang ke rumah. Hape mati, kebayang suami cemas menunggu istrinya. Untungnya waktu itu banyak teman seperjalanan, jadi kami menerjang banjir supaya bisa cari jalan pulang. Seru saja kita dan ini pengalaman yang tak akan saya lupakan.


Merasakan beratnya perjalanan ke tempat kerja, saya sempat kepikiran mau ngekos saja, tapi gimana dengan suami, siapa yang ngurus? Mau ngekos belum tentu dapat rumah yang sesuai keinginan. Sampai-sampai saya ama suami kepikiran beli tanah aja di tengah kota dan bangun rumah biar bisa kesana kemari, tapi dimana? Udah penuh dan biarpun ada harganya bikin keringetan. Belum sanggup saya. Jadi, sementara tinggal di rumah sederhana yang kami tempati sambil nabung sedikit demi sedikit.

Satu tahun lebih bekerja di perusahaan Asuransi, ternyata Allah SWT mengabulkan doa saya, yakni mendapatkan pekerjaan baru yang dekat dengan rumah dan sesuai keinginan. Saya jadi tidak galau lagi urusan tempat tinggal dan ga ada lagi drama ke tempat kerja. Karena sekarang sudah terjangkau. Setelah mendapat kerjaan di tempat baru, saya jadi semakin sadar, bahwa rumah yang nyaman itu sangat penting. Kenapa? Karena kantor saya ini mirip bangunan rumah dengan 3 lantai. Ada dapur dan halaman luas. Ada tempat bersantai buat para karyawannya saat jam istirahat.

Hunian nyaman, baca buku pun tenang
Memiliki hunian memang penting sekali. Apalagi kalau dekat dengan kantor, rumah sakit, hingga supermarket. Apalagi kalau hunian yang kita tinggali dekat dengan transportasi umum, dari mulai dari stasiun, halte busway, dan angkutan kota. Tentu akan semakin menyenangkan dan mudah mau kemana pun. Karena kualitas hidup yang itu berawal dari tempat tinggal Dengan tempat tinggal yang nyaman dan dekat dengan tempat kita bekerja atau beraktivitas, akan semakin menyenangkan.

Bicara tentang hunian yang nyaman di Jakarta, pada 5 Oktober lalu saya dan teman-teman mengunjungi show unit dari Permata Hijau SuitesSaat pertama datang ke lokasinya yang ada di Permata Hijau, ini benar-benar hunian impian yang akan membuat nyaman tinggal bersama keluarga. Permata Hijau Suites ini berada di kawasan yang strategis di Jakarta Selatan, tepatnya Jalan Raya Kebayoran Lama, dan lokasinya sangat dekat dengan beberapa kawasan, baik itu Jakarta Pusat dan Jakarta Barat.

Permata Hijau Suites
Kalau tinggal di Permata Hijau Suites pasti #Nyatadekatnya dengan beberapa lokasi yang sering saya datangi, terutama kawasan Slipi, Gandaria City  maupun Senayan. Maklumlah saya sering banget janjian meeting atau ketemu teman daerah situ. Jadi kalau dari Permata Hijau Suites deket banget, dengan begitukan ga berat diongkos mau pergi kemanapun #eaaah.
Kalau pengen ke tempat ini pasti gampang kok, mau naik busway atau stasiun. Atau mau main ke ITC Permata Hijau juga bisa. Belum lagi lokasinya dekat dengan Rumah Sakit, salah satunya RS. Medika Permata Hijau. Kalau mau mencari kampus atau sekolah buat anak-anaknya juga dekat banget. Karena Apartemen Permata Hijau Suites ini sangat dekat sekali dengan Binus School, hingga Universitas Prof.dr.Moestopo (beragama). Tentunya ini menjadi hunian yang nyaman dan pilihan untuk keluarga di Jakarta.



Salah satu ruangan di Permata Hijau Suites
Ada 2 tower di Permata Hijau Suites sebanyak 649 unit, terdiri dari Ebony 320 unit dan Ivory 329 unit. Selain itu ada 36 lantai dan 3 basement dengan nuansa yang greeny elegance sesuai sekali dengan konsepnya Permata Hijau Suites yakni “kehidupan yang selaras dengan alam”. Apartemen ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk kenyamanan penghuninya, mulai dari perputakaan, tempat basket, playground, infinity pool hingga sky garden.

Permata Hijau Suites yang berada di areal seluas 9000m2 setiap lantainya ada 10 unit, tentunya dengan beberapa varian kamar mulai dari 1 bedroom, 2 bedroom, dan 3 bedroom. Untuk 1 bedroom luas ruangannya 40.86m2 untuk tipe A dan B, sedangkan 2 bedroom luas ruangannya 60,29m2 untuk tipe A dan B, 69,39m2 untuk tipe C. Selain itu 3 Bedroom terdiri dari tipe A memiliki luas ruangan 91,69 m2, tipe B dan C 91,40m2.

Hunian nyaman Permata Hijau Suites, bikin istirahat juga nyaman
Jadi tinggal pilih saja hunian nyaman mana yang ingin dimiliki, mau itu 3 kamar tidur atau cukup dengan 2 kamar tidur saja. Setiap unitnya juga lengkap dengan dapur, ruang keluarga, dan pastinya balkon yang kece banget deh. Dengan kehadiran Permata Hijau Suites yang #NyataDekatnya, semua di dapat, hunian nyaman, lokasi yang strategis, dan tentunya fasilitasnya lengkap.

Balkon Permata Hijau Suites
Saat ini permata hijau suites sudah terjual 65%, bahkan 3 bedroom tersisa tinggal 5 unit saja. Nah, buat yang pengen beli, buruan deh. Untuk harga perunitnya sendiri di kisaran 1 hingga 2,5 millyar atau sekitar 25 jutaan per m2. Buat yang pengen tahu lebih jelasnya, bisa langsung berkunjung ke show unit, atau media sosialnya:
Memiliki hunian nyaman di Permata Hijau Suites tentu menjadi idaman semua, karena kualitas hidup yang baik itu beraawal dari tempat tinggal. Dan hunian yang selaras dengan alam, membuat hari-hari menjadi menyenangkan.
 
 

Comments

Popular posts from this blog

Inilah Asal Usul Nama Permata Hijau Jakarta

Bisnis.com, JAKARTA - Permata Hijau sebuah kawasan cukup bergengsi di Jakarta Selatan. Wilayahnya masih teduh dan hijau karena banyak pepohonan besar yang dijaga dan dipelihara dengan baik. Selain itu ada perumahan mewah, dan juga Apartemen Permata Hijau, ITC Permata Hijau, dan RS Permata Hijau. Kawasan tersebut memang strategis karena dilintasi jalan Arteri dari Kebon Jeruk menuju Pondok Indah, Blok M dan Senayan. Zaenuddin HM, dalam buku karyanya berjudul “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe,” setebal 377 halaman, diterbitkan oleh Ufuk Press pada Oktober 2012, menjelaskan asal usul nama Permata Hijau. Nama Permata Hijau diyakini masyakarat berasal dari nama komplek perumahan di kawasan  tersebut. Kemudian juga dipertegas dengan nama-nama apartemen dan mal yang memakai embel-embel permata hijau. Kawasan itu pada sekitar 1960 masih berupa kebun-kebun hijau dan bahkan hutan yang oleh orang-orang Betawi bisa diistilahkan “tempat jin buang anak.” Tetapi, sekarang menjadi k

Geliat Properti di Jabodetabek

KOMPAS.com - Industri properti di Jakarta dan Bodetabek masih bergairah. Pemilik uang masih melihat peluang investasi di bidang properti menguntungkan. Lihatlah pusat-pusat perbelanjaan yang dilengkapi dengan pusat gaya hidup, apartemen, dan gedung perkantoran terus dibangun di berbagai wilayah. Selain itu, kelas menengah di Jabodetabek terus tumbuh. Mereka butuh tempat tinggal dan aktivitas bisnis maupun hiburan. Menurut kalangan pelaku bisnis properti, sebanyak 22,5 juta penduduk Indonesia menerima pendapatan per kapita 6.000 dollar AS dan 22,5 juta lainnya menerima 3.000 dollar AS. Berarti ada 50 juta penduduk Indonesia yang menerima pendapatan 3.000 dollar AS ke atas. Jumlah kelas menengah ini diperkirakan akan terus bertambah dan sebagian naik kelas. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo sudah mencanangkan kawasan Jalan Dr Satrio sebagai kawasan wisata belanja yang memiliki trotoar lebar yang memanjakan pejalan kaki, seperti Orchard Road di Singapura, Bintang Walk