Skip to main content

Permata Hijau Suites Akan Curi Perhatian di Koridor Permata Hijau

Jakarta, KompasProperti - General Manager Marketing Permata Hijau Suites, Ivonne Suwandi, mengatakan serah terima unit Permata Hijau Suites relatif lebih cepat dibandingkan proyek-proyek sebayanya.
"Hanya sekitar dua tahun dari sekarang proyek ini sudah bisa diserah terimakan, yaitu mulai September 2019. Pembangunan Permata Hijau Suites sedang tahap pondasi," ujar Ivonne, Selasa (25/7/2017).
Ivonne optimistis dalam waktu singkat proyek ini akan menjadi salah satu yang menjadi perhatian pialang properti dengan harga kompetitif di kisaran Rp 1 miliar sampai Rp 2,5 Milyaran atau Rp 24 juta per meter persegi.
"Dari jendela dan balkon penghuni bisa mendapat view 180 - 270 derajat menghadap area pencakar langit Sudirman, Gandaria City dan Gelora Bung Karno Senayan, Pakubuwono, Simprug, sampai Taman Anggrek," ucap Ivonne.

Permata Hijau Suites
Permata Hijau Suites merupakan hunian vertikal setinggi 36 lantai di koridor jalan utama. Proyek ini dikembangkan konsorsium Pulau Intan Development dengan Terry Palmer Group dengan dua tower yaitu Ebony terdiri 320 unit dan Ivory 329 unit.
Untuk pengelolaan unit dan upaya mengoptimalkan hasil investasi atau capital gain dan yield di kisaran 12 persen sampai 15 persen pertahun, lanjut Ivonne, dirinya bekerjasama dengan JLL Indonesia sebagai manajemen properti.
Head of Property Management Jones Lang LaSalle Indonesia, Naomi Patadungan, mengatakan Permata Hijau – Simprug menyandang benchmark dengan median harga tanah tertinggi dan hal itu menjadikan kawasan ini terus menggeliat.

"Pesatnya pertumbuhan fasilitas umum dan infrastruktur juga semakin mempengaruhi bisnis properti di kawasan ini. Jakarta Selatan kan kawasan permukiman yang terbentuk sejak lama dan diikuti pertumbuhan fasilitas umum di sekitarnya," kata Naomi.
Naomi menambahkan koridor Permata Hijau – Simprug tidak hanya tumbuh secara nominal, tapi juga fasilitas dan aksesnya. Koridor ini memiliki captive market menengah atas dengan komposisi ideal antara hunian, perkantoran, komersial.

"Makanya, tidak heran kalau Jakarta Selatan tetap mendominasi atau jadi benchmark harga tanah dengan median tertinggi sekitar Rp45,8 juta per meter persegi selama periode 2015," ujarnya.
Nantinya, kawasan ini akan menjadi semakin strategis dengan rampungnya akses layang koridor XIII (Tendean – Ciledug) yang akan mengurai kemacetan di sekitar Kebayoran. Sementara halte dekat Carrefour Express Kebayoran akan menjadi alternatif rute meringkas perjalanan masyarakat Jakarta Selatan menuju pusat kota dan Bandara Soekarno Hatta.

Sumber

Comments

Popular posts from this blog

Inilah Asal Usul Nama Permata Hijau Jakarta

Bisnis.com, JAKARTA - Permata Hijau sebuah kawasan cukup bergengsi di Jakarta Selatan. Wilayahnya masih teduh dan hijau karena banyak pepohonan besar yang dijaga dan dipelihara dengan baik. Selain itu ada perumahan mewah, dan juga Apartemen Permata Hijau, ITC Permata Hijau, dan RS Permata Hijau. Kawasan tersebut memang strategis karena dilintasi jalan Arteri dari Kebon Jeruk menuju Pondok Indah, Blok M dan Senayan. Zaenuddin HM, dalam buku karyanya berjudul “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe,” setebal 377 halaman, diterbitkan oleh Ufuk Press pada Oktober 2012, menjelaskan asal usul nama Permata Hijau. Nama Permata Hijau diyakini masyakarat berasal dari nama komplek perumahan di kawasan  tersebut. Kemudian juga dipertegas dengan nama-nama apartemen dan mal yang memakai embel-embel permata hijau. Kawasan itu pada sekitar 1960 masih berupa kebun-kebun hijau dan bahkan hutan yang oleh orang-orang Betawi bisa diistilahkan “tempat jin buang anak.” Tetapi, sekarang menjadi k
[Lifestyle] Jakarta menjadi rumah kedua buat saya, karena terlalu banyak memori indah di kota ini. Dari kecil saya tidak bisa lepas dari pelukan Ibukota Indonesia tercinta. Karena di kota ini saya telah mengukirkan banyak cerita seru dan menyenangkan sejak dulu. Tahun 2008 saya pindah ke Jakarta mengikuti suami yang bertugas. Ini seperti mimpi lama saya untuk tinggal di Jakarta. Biarpun Jakarta selalu macet, serba mahal, panas, tapi saya suka tinggal di kota ini. Sebagai seorang perantau tentu yang ingin saya lakukan adalah bekerja, tapi ternyata mencari pekerjaan yang sesuai keinginan sangat sulit. Apalagi seperti saya yang lulusan kampus di daerah. Tapi biarpun begitu, saya tidak tidak boleh putus asa, untuk terus menggapai mimpi. Jakarta Satu bulan setelah tinggal di Jakarta saya mendapat panggilan di sebuah perusahaan asuransi dan ditempatkan di sebuah Bank di daerah Jakarta Barat. Perjalanan saya ke temat kerja terasa berat, hampir setiap hari pemandangan kemacetan

Geliat Properti di Jabodetabek

KOMPAS.com - Industri properti di Jakarta dan Bodetabek masih bergairah. Pemilik uang masih melihat peluang investasi di bidang properti menguntungkan. Lihatlah pusat-pusat perbelanjaan yang dilengkapi dengan pusat gaya hidup, apartemen, dan gedung perkantoran terus dibangun di berbagai wilayah. Selain itu, kelas menengah di Jabodetabek terus tumbuh. Mereka butuh tempat tinggal dan aktivitas bisnis maupun hiburan. Menurut kalangan pelaku bisnis properti, sebanyak 22,5 juta penduduk Indonesia menerima pendapatan per kapita 6.000 dollar AS dan 22,5 juta lainnya menerima 3.000 dollar AS. Berarti ada 50 juta penduduk Indonesia yang menerima pendapatan 3.000 dollar AS ke atas. Jumlah kelas menengah ini diperkirakan akan terus bertambah dan sebagian naik kelas. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo sudah mencanangkan kawasan Jalan Dr Satrio sebagai kawasan wisata belanja yang memiliki trotoar lebar yang memanjakan pejalan kaki, seperti Orchard Road di Singapura, Bintang Walk